Bayi yang belum tumbuh gigi saat tersenyum akan tampak lucu dan menggemaskan. Namun, bagaimana jika gigi tak kunjung tumbuh?
Ada kondisi dimana gigi tidak tumbuh sama sekali, yang disebut anodontia. Anodontia adalah suatu kondisi genetik yang menyebabkan gigi tidak tumbuh. Anodontia dapat memengaruhi gigi susu maupun gigi permanen. Simak penjelasannya lebih lanjut.
Apa itu Anodontia?
Anodontia adalah bentuk agenesis (tidak terbentuknya) gigi yang langka, yang digambarkan sebagai kondisi tidak adanya gigi sejak lahir. Orang dengan anodontia tidak memiliki gigi karena memang gigi susu maupun gigi permanen tidak pernah berkembang.
Penderita anodontia juga memiliki kondisi genetik yang disebut displasia ektodermal, yang menyebabkan kelainan yang memengaruhi gigi, rambut, kuku, dan kelenjar keringat.
Anodontia disebabkan oleh kelainan genetik, sehingga hilangnya gigi tidak berkaitan dengan penyakit gusi, cedera, gigi berlubang maupun kerusakan gigi.
Anodontia diturunkan dari orang tua ke anak dalam pola resesif autosomal, artinya setiap orang tua telah mewariskan salinan gen yang bermutasi di mana orang tua bisa saja hanya menjadi pembawa gen tetapi tidak mengalami anodontia.
Baca Juga: Gigi Bayi Terlambat Tumbuh, Kapan Harus Khawatir?
Tanda-Tanda Anodontia
Tanda-tanda anodontia bisa dikenali sejak bayi, yang ditunjukkan dengan beberapa hal berikut:
- Tidak tumbuhnya gigi bayi bahkan hingga saat usianya satu tahun
- Tidak adanya gigi permanen yang tumbuh hingga mencapai usia pra remaja
Anodontia sering disertai dengan kondisi displasia ektodermal (suatu kelainan bawaan), dimana gejalanya meliputi:
- Kerontokan rambut dengan cepat
- Kebotakan yang tidak merata
- Kurang atau berkurangnya keringat
- Terbentuknya celah pada bibir atau celah pada langit-langit
- Hilangnya kuku
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan
Baca Juga: Tahapan Pertumbuhan Gigi Bayi dan Tanda-Tanda Kemunculannya
Apa yang Harus Dilakukan jika Didiagnosis Anodontia?
Karena anodontia adalah kondisi genetik yang langka, maka tidak ada hal apapun yang bisa dilakukan untuk mencegahnya terjadi. Ketiadaan gigi dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Kesulitan mengunyah atau memproses makanan
- Kurang gizi akibat tidak cukup makan
- Penurunan kepercayaan diri
- Cara bicara tidak normal
- Pengeroposan atau kerusakan tulang
- Otot dan struktur rahang melemah
- Meningkatnya risiko gigi berlubang atau masalah gigi lainnya
Anak dengan anodontia mungkin akan merasa kehilangan kepercayaan diri saat berada di tengah publik, terutama saat berbicara atau tertawa. Untuk itulah, anak dengan anodontia perlu diajak ke dokter untuk mendapatkan perawatan sesuai dengan kebutuhan.
Anak-anak dengan anodontia mungkin perlu memakai gigi palsu dan menggantinya setiap tahun karena struktur mulutnya terus berubah. Pergantian ini perlu dilakukan hingga pada akhirnya tulang wajah berhenti bertumbuh.
Anda perlu membawa bayi ke dokter bila hingga usia 13 bulan, gigi bayi tidak kunjung tumbuh atau ketika usia 10 tahun, tidak ada gigi permanen yang tumbuh.
Dokter biasanya menawarkan gigi palsu atau implan gigi yang terlihat dan terasa paling mirip dengan gigi asli. Sebelum memilih jenis perawatan yang dilakukan, dokter akan memberikan pemeriksaan mulai pemeriksaan fisik hingga penunjang untuk mengetahui kondisi gusi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina